Saturday, February 9, 2019

Elegi Penari

Hari ke-26
Elegi Penari
: Nina Kirana

Pekatnya malam kian sempurna
Namun panggung semakin menyesak
Tak peduli gulita langit yang mencengkeram kuat

Nada gamelan samar menyelinap
Sosok gadis berkulit kuning langsat
Hanyut dalam liuk liku gemulai yang lupa penat

Sesekali ia biarkan matanya setengah terpejam
Dengan selendang merah melingkar di leher jenjang
Pun kain setengah dada yang membalut setia
Membuat hati tercekat berebut tempat

Sesekali didekatinya kerumunan mata-mata liar
Hingga sorak sorai membahana hingar

Gadis penari melempar senyum,
Mengiringi rembulan yang tersipu di antara malam yang kian terkulum

'Kamu memang pandai sekali menari, Ratih,'
ujar sang pemuda melirih,
Perih

'Siapa pun yang melihatmu menari,
pastilah 'kan terlupa waktu, terlupa diri.’

Lalu,
Sampan-sampan waktu berpacu,
Terhempas di ujung malam
Suara gamelan pun berhenti berdendang


Saatnya sang penari melepas penat
Rumah kayu tlah menanti di paruh malam yang hampir terlewat

Esok bersama bangku sekolah
Kembali 'kan dipahatnya berlembar kisah 



❤️ cc my beloved @afabdillah @ahmadsn @dsekar20 ❤️


Thursday, January 10, 2019

The Journey Part 4 - #2 Pintaku

.. duhai, Rabb-ku,

ku tak ingin lagi banyak meminta,
kecuali satu semata

ampuni aku dan diriku... 


~ 10012019 08.30 .. di antara guguran air mata langit Kostantinopel ..     


The Journey Part 4 - #1 Pintaku

.. Tuhanku,

izinkan ku kembali pada-Mu,

dalam keadaan berserah diri untuk-Mu 


hanya untuk-Mu 


 

pintaku 

 

~ tanah tua Konstantinopel.. 10012019 08.19


Tuesday, November 20, 2018

~ The Journey Part 3 #6 : İzinkan Kucuri Pandang Wajahmu ~

"İzinkan Kucuri Pandang Wajahmu"


yaa, Rasulullah 


sungguh berat jalanmu ini.. jalan Kekasih Hatimu.. jalan Cinta Sang Obor Cinta 


sungguh penuh jurang tajam.. badai tornado yang tak lelah menerjang.. lubang-lubang penuh perangkap yang siap menyergap 

belukar gelap yang tak kasat mata.. duri-duri liar yang tak henti menanti lalainya telapak-telapak kaki dan kecorobohan-kecerobohan diri 


namun aku tak ingin menyerah lagi, duhai, Rasul,
sungguh tak mau ku terlempar lagi 


tolong aku...

genggam jemariku selalu, wahai, Engkau Jantung Segala 'Arsy 




tolonglah, tarik selalu tangan lemahku 


jangan pernah biarkan diri hinaku jauh darimu, 

lagi.. 




wahai, kekasih Sang Kekasih 


izinkan ku selalu bersamamu.. di jalanmu..
membasuh telapak-telapak penat kakimu dengan tetes-tetes airmata rindu
meski diriku hanyalah seorang hina yang hanya sanggup terduduk menunggu di pintu-pintu zawiyahmu... 


sungguh kuingin bisa senantiasa mencuri-curi pandang wajah teduhmu, duhai, kekasih Rabbi..
wajah yang mampu meruntuhkan 'arsy-'arsy lelangit dan bumi, 
di segenap Semesta-semesta Rindu



~ İstanbul, 19-20 November 2018 .. 12 Rabi'ul Awwal 1440 ..



Monday, August 27, 2018

The Journey Part 3 #5



berjalan melangkah di antara kelopak-kelopak-Mu, aku bagai ngengat yang hilang diri, rela meleleh dalam sumbu lilin yang menggelora kian kemari.


mataku terpaku, lirih angin tlah memahatnya hingga lupa berkedip.


aku hanyut, tenggelam dalam atom-atom semesta yang bersujud.


duhai, Maula... tolonglah aku, tolonglah diriku. jangan pernah lepaskan Genggaman-Mu.
sebab hanya di dalam-Mu, bersama-Mu, aku ingin selalu.


hanya itu.


pintaku.




~ İstanbul, August 27, 2018   


.. aku dan Emirgan Park, 2018 ..

The Journey Part 3 #4 .. dan Dhuha itu Cinta ..

.. dan ketika Dhuha-Mu memanggil, dahi-dahi mereka pun tersungkur ...

“Yaa ALLAH.. sesungguhnya waktu Dhuha adalah waktu Dhuha-Mu, keagungan adalah Keagungan-Mu, keindahan adalah Keindahan-Mu, kekuatan adalah Kekuatan-Mu, penjagaan adalah Penjagaan-Mu..

Yaa ALLAH.. apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran Dhuha-Mu, Keagungan-Mu, Keindahan-Mu, dan Kekuatan-Mu..

berikanlah kepadaku apa yang Engkau berikan kepada hamba-hamba-Mu yang shalih.” ...

aamiin yaa Rabbanaa.. aamiin.. aamiin.. 



.. Dhuha itu Cinta .. 


Saturday, August 11, 2018

The Journey Part 3 # 2

Aku Rindu, tapi Aku Malu


Tuhanku, aku rindu, tapi aku malu, di antara semesta yang menatap pilu. tak layak rasanya ku menggenggam Jari-jemari Kekar-Mu, Tuhan, yang selalu siap meraih tubuh fakirku. bahkan 'tuk sekadar menyentuh ujung-ujung Pintu Istana-Mu yang tak pernah tertutup, aku tak layak. sungguh, tak layak. dengan segenap tanah-lautan yang bergejolak.



aku rindu pada Engkau, wahai Rabb-ku, aku rindu. namun, ke manakah hendak kupalingkan wajah hinaku ini di Hadapan-Mu? ke mana hendak kututupi kata-kata palsu cintaku? sementara Engkau tak pernah palsu kepadaku, kepada diriku...


aku rindu pada-Mu, yaa, Rabb. tapi aku malu. malu. malu. karena kepalsuanku.



. . .


 
istanbul, august 8, 2018